Minggu, 19 Oktober 2008

Holga: Seeing a complex world through a simple eye

While designers around the world are racking their brains to create increasingly more advanced and complex cameras, the Holga will continue to grow as a steadfast COUNTERCULTURE item, taking away the complications of technology and simplifying the equation to four critical elements – your eye, the lens, the film, and your subject. (from Holga manual)

Ketika saya membaca kalimat itu, seketika saya jatuh cinta pada kamera ini. Karena meskipun bentuknya lebih mirip kamera mainan, atau membuat teman sekantor saya yang melihatnya untuk pertama kalinya kontan menyangkanya ’botol minuman’, di balik kesederhanaan dan penampilan konyolnya kamera ini mewakili sebuah konsep yang saya kagumi. Konsep: counterculture.

Kamera holga, dan lomography pada umumnya, mewakili suatu gerakan yang menolak untuk mengikuti mainstream. Saat dunia bergerak ke arah yang semakin digitized, saat semua produsen kamera berlomba menghasilkan kamera yang lebih canggih dan lensa yang lebih sempurna, Holga dengan tubuh dan lensanya yang seluruhnya terbuat dari plastik berdiri dengan ringkihnya namun dagunya tegak menatap dunia sambil berkata:
"Through my plastic lens, we are going to save the earth from a future of digital pixels and images shared on small screens on cameras or phones. I will reawaken your vision, fill it with joy, make you see beauty when you thought it had disappeared forever, and bring out sunshine on a cloudy day.”

Kamera holga memang kamera yang justru memiliki kekuatan fitur-fitur yang pada kamera ’umum’ dianggap sebagai ’kecacatan’, efek vignette (efek kehitaman di keempat sudut frame foto) yang menimbulkan kesan tua dan suram, efek light leaks atau cahaya yang bersemburat membakar frame foto atau efek multiple exposures akibat beberapa objek yang saling menimpa di satu frame justru menjadikan setiap foto yang dihasilkan kamera ini membuat nafas kita berhenti saat melihat dan mengagumi keindahannya yang sulit ditebak. Seorang fotografer lomo boleh saja menginginkan hasil yang ia inginkan secara spesifik saat ia menekan tombol shutter dan mata kamera merekam objek dan cahaya, tetapi kamera holga memang kamera yang bandel, ia sendiri yang memutuskan seperti apa nantinya gambar yang muncul. Menjengkelkan mungkin buat fotografer yang ingin memiliki kekuasaan penuh akan hasil jepretannya. But hey! Where’s the fun, when we already know what we’re gonna get? Seperti juga hidup, misteri dan ketidakterdugaan di dalamnya lah yang membuatnya menjadi seru dan menarik. Apa jadinya kita kita sudah mengetahui apa yang ditawarkan kehidupan di hari-hari yang ada di depan kita? Tidak... Tuhan tidak bekerja dengan cara seperti itu, dan begitu juga kamera Holga. Dia tidak ingin mengambil kebahagiaan kita dengan segala sesuatu yang serba pasti. Ia menyisakan sedikit tanda tanya dengan bumbu harapan, sebuah miniatur dari kehidupan yang kita jalani.

Setiap kamera holga, meskipun dicetak di pabrik yang sama, adalah sebuah kamera individual, antara satu kamera holga dan kamera holga yang lain akan memiliki karakteristik dan hasil foto yang berbeda, seperti manusia, bahkan sepasang saudara kembarpun akan memiliki personality yang berbeda. Menyenangkan bukan?


Akhirnya, seperti pesan para lomographer yang tersebar di seluruh penjuru bumi: ”Free youself from rules, don’t think... just shoot!”. Simplicity yang akan menjadi kekuatan hasil foto kita dengan kamera holga. Di tengah dunia yang semakin menjejali kita dengan kompleksitas dan keruwetan, mungkin ada baiknya kita menghargai kearifan dan kesederhanaan yang ditawarkan oleh kamera ini. Bagi mereka, seperti juga saya, yang lelah dengan laju teknologi yangbegitu kencang dan tak prnah brhenti berlari, mungkin ada baiknya sesekali kita berhenti dan ’back to basic’, mencoba melihat dunia dari sepasang mata yang sederhana. Melihat dunia dari balik lensa plastik.

So did you think your eyes were open? See again… :)

These pictures below are my first photo shoot using my holga CFN 120, they’re awesome, this holga lady made me feel like I’m a professional photographer ha ha… enjoy.

Standing on the Edge








The Sinking Ship








Upside Dawn















Pohon Kates















Galangan









*) All Photos are courtesy of Iben Yuzenho Ismarson

1 komentar:

RonggoLawe mengatakan...

mainan baru yg menyenangkan kayaknya...dan menular!